gangstar my life

gangstar my life

Sabtu, 19 November 2011

"Passion" Saja Tak Cukup untuk Sukses!"

Harus diakui membangun bisnis memang tak mudah, jika dibandingkan dengan menjadi seorang pegawai kantoran. Butuh perjuangan yang panjang dan berat untuk memulainya.
"Semua orang yang akan memulai bisnis atau wirausaha pasti akan mengalami jatuh bangun dan perjuangan berat. Namun, itulah proses yang harus dilewati dan suatu saat kita akan puas setelah melihat semuanya berjalan sesuai dengan harapan dan cita-cita kita," ungkap Iim Fahima, CEO perusahaan jasa komunikasi digital, Virus Communication, dalam acara Women In Business Conference 2011di Citywalk Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (11/11/2011) lalu.
Fase berat dan jatuh bangun merintis usaha Virus Communication sudah dilalui Iim. Kini, ia berbagai langkah-langkah dan cara untuk mendapatkan kesuksesan dalam berbisnis.
Tidak cukup hanya passion. "Bisnis tidak hanya sekadarpassion, tapi juga butuh keahlian dalam suatu bidang. Karena dengan adanya keahlian dan keinginan untuk terus maju dan belajar, secara otomatis kita sudah punya passion di situ," beber perempuan berkerudung ini. Jangan pernah puas dengan ilmu yang Anda miliki, teruslah "lapar" akan ilmu dan keahlian sehingga bisnis Anda bisa berkembang.
Total. Ketika memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis, jangan pernah setengah hati untuk menjalankannya. Fokuslah dan berjuang dengan total untuk membangunnya. "Jangan berhenti hanya karena dicela orang lain, atau karena sakit atau hal lainnya yang bisa membuat semangat Anda kendur," tambah istri dari Adhitia Sofyan ini tegas. Dalam kamus Iim, "focus on the game" merupakan salah satu hal yang harus dilakukan selagi membangun usaha.
Tetapkan tujuan. Satu hal yang sering dilupakan ketika memulai bisnis adalah adanya tujuan yang pasti dan nyata mengapa Anda ingin mendirikan bisnis ini. "Tujuan saya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menciptakan lapangan kerja untuk menyejahterakan karyawan saya dan keluarga mereka," tukas ibu dari Maleeka Kendra Adhitia ini. Sebisa mungkin buatlah tujuan bisnis Anda agar kesuksesan Anda bermanfaat bagi Anda dan orang lain, jadi tidak semata-mata untuk mencari materi saja.
Siapkan strategi bisnis. Strategi bisnis sangat dibutuhkan untuk mendukung usaha Anda agar berkembang. Terapkan strategi yang masuk akal, dan mudah dilakukan. Tentukan dengan jelas cara promosi apa yang akan dilakukan, dan juga target market dari bisnis Anda.
Menikmati proses. Tak ada kesuksesan yang datang dengan instan, semuanya butuh proses. "Ada saatnya bisnis Anda akan naik, dan ada kalanya juga turun. Namun, itulah nilai seninya. Nikmati saja semua proses itu, dan terus berusaha untuk menjalankan bisnis dengan semangat, jangan sampai menyerah di tengah jalan," beber Iim.

Kunci Sukses

Selain sedekah, untuk sukses, seseorang juga harus berani untuk melakukan action. Sebab, tanpa berani melakukan keputusan untuk memulai sebuah usaha, maka usaha yang diangan-angankan tidak akan pernah bisa dimulai dan akan tinggal angan-angan.

“Kunci sukses adalah 9A. yang pertama action,yang kedua  action, dan yang kesembilan juga action,”  kata Purdi E Chandra dalam Seminar Bisnis Cara Gila Menjadi Pengusaha di Garuda Plaza Hotel Medan, Selasa (8/11) malam. yang membuat peserta seminar tertawa terbahak. Peserta hanya bisa tertawa saat dianjurkan bersedekah untuk menjadi sukses.

Purdi menjelaskan dua fungsi otak manusia. Otak kiri dan otak kanan. Jika menggunakan kiri yang sifatnya rasional dan linier maka suatu usaha tidak akan pernah dimulai. “Seseorang akan membuat perhitungan dengan matang dan lama-lama hitung-hitungan itu juga akan membuat waktu dan modal Anda semakin habis danb selalu tidak cukup,” katanya.

Makanya, dalam memulai usaha harus dibiasakan menggunakan otak kanan yang sifatnya kreatif. Jika telah menggunakan otak kanan, maka action pun akan dilakukan secepatnya tanpa banyak memikirkan sesuatu terlebih dahulu.

“Yakinlah, suatu usaha juga bukan tidak pernah jatuh, dan jika Anda telah melakukan action, selanjutnya akan Anda pikirkan bagaimana melanjutkannya,” katanya. Dalam berbisnis, kreatifitas itu sangat dibutuhkan. Jika tidak, maka akan sia-sia Anda membuka sebuah bisnis.

Ada dua jenis system bisnis yang dijelaskan Purdi. Yaitu In bisnis dan On Bisnis.  Yang paling dianjurkan adalah system On Bisnis, yang melakukan bisnis kita adalah orang lain. Sedangkan In Bisnis adalah bisnis yang kita punya dan kita lakukan sendiri. “Jika kita lakukan sendiri maka akan susah berkembang, namun jadilah BOTOL (Berani, Optimis, Tenaga, Orang Lain),” katanya.

Peserta seminar juga diberikan solusi bagaimana memperoleh modal melalui pengalaman A Rifai generasinya Purd M Chandra di Enterpreneur University. Bagaimana melakukan sebuah bisnis dengan modal atau uang orang lain dijelaskan dan rasional.

Berbagai cara dijelaskan, seperti memiliki kartu kredit, dan membuat utang. “Namun utang atau kartu kredit harus digunakan untuk bisnis, jangan pernah dibuat untuk yang sifatnya konsuntif,” katanya. Jika ingin memperoleh cara mudahnya, seminar bisnis yang spektakuler ini kemungkinan masih akan memberikan kesempatan bagi warga Medan pada program berikutnya.

Urban Fest Akan Digelar di Pasar Seni Ancol

Ajang unjuk kreativitas masyarakat perkotaan, Urban Fest, kembali bakal digelar di Pasar Seni Ancol mulai besok, Sabtu 19 November, hingga 20 November 2011. Tahun ini pesta kreativitas itu akan mengusung tema besar “All You Can Act " yang artinya anak muda diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk menyalurkan kreativitas dan semangat pemberontakan kesenian yang mereka usung.
"Ekspresi seni kebebasan berkreasi anak muda memunculkan warna-warni seni budaya menakjubkan dan membangun karakter pribadi yang kuat," kata Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, dalam keterangan tertulisnya, Jumat 18 November 2011.

Selain itu, Urban Fest kali ini juga mengusung tema "Come to Unity", yaitu selamat datang komunitas untuk bergabung menjadi satu kesatuan dan sebuah upaya untuk memotret kehidupan anak muda perkotaan yang dinamis.

Sejak 2007 Urban Fest telah menjadi ajang bagi para seniman serta berbagai komunitas urban untuk unjuk kebolehan. Tahun ini Urban Fest terselenggara atas kerja sama Prambors Radio, Kompas Gramedia, dan  PT Pembangunan Jaya Ancol.

Tahun lalu Urban Fest berhasil meraih kesuksesan dengan mengumpulkan 50 ribu anak muda Jakarta dalam dua hari. Di acara ini mereka menyalurkan berbagai macam ide kreatif melalui berbagai acara kesenian, olahraga, dan permainan.

Kali ini Urban Fest 2011 hadir dengan konsep acara yang lebih seru dan bervariasi. Dengan menghadirkan band-band yang sedang digandrungi anak muda seperti Pure Saturday, Souljah, Peewee Gaskins, Adhitya Sofyan, Last Child, Friends of Mine, Efek Rumah Kaca, The Barbaras, Agriculture, Stereocase, Jiunk, Gugun and the Blues Shelter, Paper Gangster, Seringai, The Authentics, Drew, Bottle Smoker, dan masih banyak lagi band lainnya yang akan tampil dan menambah kemeriahan festival.

Tak ada batasan khusus dalam berkesenian. Seni dan ruang kreasi dapat lahir di mana saja dan kapan saja serta oleh siapa saja. Urban Fest memberikan ruang seluas-luasnya bagi kaum anak muda untuk menampilkan jati dirinya dalam sebuah tatanan kreasi seni yang luar biasa, dan Ancol mendukung hal itu. "It's Urban Fest !", ujar Budi Karya.

Beberapa rangkaian acara yang akan digelar sengaja dirancang untuk secara langsung melibatkan pengunjung, antara lain: 

* Urban competition; Futsal Gladiator, Streetball Gladiator Air Soft Gun Due, Shuffle dance, dan Inlineskate Contest: Graffiti, Installation, & Photography.

* Urban music; More than 50 Indie Music, Electronic 8 bit, Human Beatbox, Collaboration.

* Urban art; Graffiti Photography, Lomography, Vector Art, Display Art (Sport Heroes Figure), Installation Art.

* Urban sport; Futsal, Streetball, Airsoft Gun, Parkour Skateboard & Inline skate,Longboard, Pedal riots, BMX Freestyle, trike, Collaboration.

* Urban exhibition; 50 Community and collaboration- Art, Food & Beverage, Souvenir & Merchandise, Collectors & Collectibles.

Kamis, 17 November 2011

Sengketa Pemalsuan Merek Disidangkan di PN Jakpus

TERSANGKA pemalsuan merek Cressida dan Danmor oleh Toko Bintang di PGMTA milik Suhardi alias Angie akan disidangkan di Pengadilan Negeri Pusat Jakarta Pusat. Persidangan ini dilakukan setelah pihak kepolisan Metro Jaya menemukan sejumlah barang bukti dan telah mengeluarkan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP) kepada tersangka.

Saksi Pelapor PT. Idola Insani, sebagai perusahaan yang sah dan berbadan hukum, Faruddin memaparkan, perusahannya mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah akibat merk bahan-bahan produksi perusahannya dipalsukan oleh tersangka Suhardi.

"Merk Cressida dan Damor yang dipalsukan menyebabkan PT. Idola Insani mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah," ujar Fahruddin kepada wartawan di Pengadilan Jakarta Pusat, Rabu (16/11).

Menurut Faruddin, dampak pemalsuan merek Cressida dan Damor tersebut berdampak pada sulitnya bagi PT Idola Insani mempertahankan lebih dari 1000 karyawan. Namun demikian, lanjut Fahruddin, PT Idola Insani masih berupaya mempertahankan para karyawannya.

Dikatakan Faruddin, PT Idola Insani adalah perusahaan yang berbadan hukum dan bergerak di bidang garment atau memproduksi pakaian-pakaian jadi merk dagang Cressida dan Damor. Kedua merek tersebut, lanjut Fahruddin, sudah mendapatkan perlindungan dari kantor merek (DIRJEN HAKI).

"Merek Cressida telah didaftarkan dan sejak 3 Mei 1995 dengan perpanjangan merek Nomor IDM000241042 tanggal 11 Oktober 2010 berlaku sampai 11 Oktober 2020. Semenntara merek Damor didaftarkan sejak 11 Oktober dengan perpanjangan merk Nomor IDM000241046 tanggal 15 Oktober 2010 dan berlaku sampai 15 Maret 2020," katanya.

Menurut Faruddin, PT. Idola Insani yang senantiasa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan memberikan pelayanan terbaik secara konsisten bagi kepuasan dan kepercayaan pelanggan atau konsumen. Sebab, perjalanan Usahanya PT Idola Insani sejak 2003 banyak mempromosikan produk-produknya di sejumlah media massa.

"Namun, mulai awal 2009 banyak ditemukan barang-barang di duga palsu dengan merek Gressida dan Damor yang menyebabkan produksi atau perdagangan barang merk Gressida mengalami penurunan yang mengakibatkan kerugian miliaran rupiah," katanya.

Menurut Fahruddin, pihaknya telah melaporkan masalah merek tersebut kepada pihak berwajib. PT Idola Insani mengadukan masalah pemalsuan merk itu, lanjutnya,  agar terhadap yang memproduksi dan memperdagangkan merk Gressida dan Danamor yang diduga palsu oleh tersangka agar dilakukan penyelidikan dan di proses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Lebih jauh, Faruddin menyatakan, dugaan merek Cressida dan Damor itu ditemukan Poltabes Medan setelah melakukan sweeping barang Gressida dan Danamor di Medan pada April 2010 toko Medan.

"Berdasarkan pengakuan pemilik toko Meda bahwa barang Cressida yang diduga palsu tersebut dari toko Bintang di PGMTA Tanah Abang Jakarta," katanya.

Menurutnya, jenis-jenis barang bukti dari toko medan antara lain 5 lembar bon faktur pembelian barang yang terkait dengan Cressida yang diduga palsu, 42 potong kaos merek Cressida yang diduga palsu yang dibeli dari toko.

"Sebagai pengembangan dari hasil penyelidikan maka pada Mei 2010 kepolisian Medan mendatangi Lokasi Toko Bintang di PGMTA. Ternyata Toko Bintang sudah berganti nama menjadi Toko Meteor, milik Suhardi alias Angie" katanya.

Suporter Apa Gangster?

Dalam petualangan ayas menjelajahi dunia maya, sering kali ayas menemui posting tentang banyak hal yang membuat ayas tertarik untuk membacanya, akan tetapi hal yang sangat membuat ayas adalah apabila ada posting yang membahas tentang suporter sepakbola, khususnya suporter yang berada diwilayah Indonesia. Merka rata2 selalu membahas tentang adanya kekerasan, kerusuhan, bentrok antar suporter.
Kali ini ayas juga menemui posting yang membahas tentang supoter atau gangster? Untuk lebih lengkapnya monggo disimak, baru nanti coba berikan komentar di kolom yang ada di bawah ini menurut pendapat para pembaca sekalian bagaimana.OK?
Di bulan April yang belum selesai ini, sudah ada dua kericuhan suporter di kawasan Balkan sana. Pertama, terjadi dalam derbi Belgrade antara Red Star dan Partizan (Serbia). Kedua, dilakukan oleh suporter FK Sarajevo (Bosnia).
Sumber masalahnya sama, kecewa pada hasil laga. Sasarannya pun nyaris mirip; polisi — apabila tak ada suporter rival.
Di Serbia, keributan suporter adalah hal biasa, terutama oleh fans Red Star. Sejarahnya sangat panjang, bahkan melibatkan pemerintah pula, termasuk terkait masa perang sektarian Yugoslavia silam.
Kalau mau tahu lebih lengkap soal itu, silahkan baca buku menarik“Soccer Explains The World” karangan Franklin Foer. Mau beli atau unduh E-book-nya, itu terserah Anda.  Di negara Barat atau di kawasan Argentina-Brasil, kerusuhan suporter pun biasa terjadi. Untuk negara sepakbola yang telah maju, mungkin frekuensinya mulai menurun, mulai jarang. Kalaupun ada, kekerasannya terisolir. Misalnya di Inggris, Jerman atau Spanyol. Belakangan hanya tinggal Italia dan Belanda saja yang masih menyimpan potensi kerusuhan besar.
Di Yunani, awal 2010, kerusuhan suporter merebak di berbagai pertandingan divisi satu dan dua. Pemerintah Yunani bahkan terpaksa menghentikan dana subsidi bagi liga sebagai terapi kejut. Otoritas liga juga menghentikan sejenak roda kompetisi.
Bagaimana dengan Indonesia? Ah, Anda sudah tahu jawabannya. Tak berbeda dengan di Eropa atau Amerika Selatan. Saya tak perlu memberi contoh kasusnya. Anda bisa cari beritanya sendiri, sudah banyak kejadian seperti yang ayas sampaikan.
Tapi tahukah Anda apa perbedaan antara suporter di negara maju dengan di Indonesia?
Di Italia atau kawasan Eropa Timur, tawuran suporter selalu memiliki penyebab dasar. Ada filosofi yang bermain di sana. Misalnya antara suporter tim kawasan Utara yang makmur dengan Selatan yang kèrè. Atau praktek paling umum adalah suporter dengan aliran politik komunisme, misal Livorno, dengan rivalnya dari aliran fasisme, contoh Lazio. Ada pula misalnya Katolik dengan Protestan. Atau berbasis sektarian lainnya.
Di Serbia, perseteruan suporter Red Star dengan Partizan juga bermuatan politis perebutan kekuasaan. Red Star didukung tentara, Partizan didukung polisi. Sementara di Prancis, kerusuhan suporter bisa dipicu oleh masalah rasial. Terutama oleh suporter Paris Saint Germain yang kebanyakan anak muda berdarah Tunisia atau Aljazair. Tindakan keras polisi pada kaum minoritas itu bisa membangkitkan kerusuhan kota, seperti di awal musim Ligue 1 kemarin dulu.
Tapi di Indonesia, kerusuhan suporter nyaris tak ada pertentangan filosofi atau kecemburuan apapun, kecuali soal dendam turun temurun yang bahkan asal muasalnya pun sudah gelap atau tak jelas. Yang terjadi di Liga Indonesia seakan-akan hanya satu pemicunya; “Tim saya harus menang”. Jika kemenangan tak terwujud, mari kita bikin kerusuhan. Tragis sekali.
Di negara barat, suporter juga tak punya nama khusus hingga menjadi sebuah organisasi. Yang ada misalnya asosiasi suporter. Dan itu pun tanpa nama khusus. Pengecualian terjadi di Eropa Timur atau Brasil. Itu pun terkait faktor sosial politik. Betul, memang ada sebutan untuk pendukung Inter Milan, Real Madrid, AC Milan, Juventus, Liverpool dan sebagainya. Tapi sebutan itu kerap kali datang dari pers dan berangkat dari sebuah sejarah sosiologi kemasyarakatan setempat. Bukan disengaja dibuat oleh suporter terkait.
Namun di Indonesia, suporter justru berlomba-lomba membuat nama. Silahkan sebut mulai dari Aremania, JakMania, Viking, BonekMania dan daftar akan makin panjang. Bahkan, lucunya, mayoritas kelompok suporter itu punya struktur organisasi mulai dari ketua sampai koordinator lapangan.
Pendukung sepakbola di Indonesia juga masih lebay. Coba Anda masuk ke situs-situs berita dan lihat kolom komentar. Anda bisa temukan komentar model begini: “Ayo Internisti, jangan mau kalah sama Roma”, “Tetap semangat Juventini walau kau kemarin kalah”, “The Jak, beli dong pemain yang bagus”. Benar-benar aneh, kapan Internisti, Juventini atau The Jak punya klub sepakbola dan bermain di kompetisi reguler? Suporter di Indonesia belum bisa membedakan mana tim dan mana suporter.
Itu belum termasuk komentar-komentar miring dan kasar yang patut masuk dalam jaring moderasi. Di luar negeri, memang ada pula komentar kasar seperti itu. Terutama di Eropa Timur yg beraliran politik tertentu tadi.
Lihat bagaimana suporter Manchester United menyindir rivalnya dari Manchester City dengan cara memasang spanduk bertuliskan jumlah gelar “Setan Merah”. Atau simak komentar pendukung MU ketika timnya memukul City: “Shame on them”. Pendukung Chelsea pun hanya bernyanyi untuk menyindir Liverpool: “Lihat itu Merseyside, lihatlah kami.” Cuma sampai di situ.
Tak ada kata atau lagu “Bantai si A…hancurkan si B” dan seterusnnya. Tak ada pula suporter MU yang akan menyebut Chelsea dengan sebutan Chelshit, misalnya. Atau suporter Everton menyebut Liverpool dengan istilah Liverfool. Tentu saja, satu-dua kasus ada, tapi bukan membudaya. Bukan kebiasaan.
Suporter di Indonesia justru seperti gangster, seperti halnya di Brasil atau Eropa Timur. Tapi di Indonesia masih berbeda, karena tak ada filosofi apapun di balik pembentukan kelompok itu. Jadi jangan heran kalau lihat ada suporter sebuah tim di Liga Indonesia terjaring razia karena membawa senjata tajam. Jangan kaget pula jika ada tawuran antara suporter dengan masyarakat di satu kawasan kota. Ini terjadi karena suporter masih bermental gangster.
Parahnya, menurut pengamatan saya, mereka bukanlah penggemar sepakbola sejati. Mereka hanya menumpang keramaian seperti halnya anak-anak muda yang bikin rusuh di konser musik. Mereka bukan penikmat musik sejati. Bahkan peta persaingannya melebar hanya kepada pertarungan antar kelompok saja — entah ada bola atau tidak. Anda bisa temukan kaos ukuran anak kecil dengan suara suporter Jakarta yang isinya sangat memprovokasi rivalnya di Bandung.
Tragis sekali.
Satu hal yang pasti, kerusuhan sepakbola selalu bisa menjadi salah satu penyebab kemunduran prestasi tim atau kompetisi tertentu. Lihat bagaimana Italia tak lagi menjadi kompetisi antar klub yang disegani. Juga Red Star tak pernah lagi bermain di Liga Champions, padahal mereka pernah juara di ajang elite itu. Brasil menjadi pengecualian karena bakat alam para pemainnya mampu mengatasi tekanan dari kerusuhan suporternya.
Mengapa kita harus meniru yang buruk?
Kerusuhan suporter di Indonesia punya banyak penyebab. Yang paling utama, tak ada sanksi yang bisa membuat jera. Lihatlah bagaimana Inggris memberangus Hooliganisme. Lebih runyam lagi, sanksi sosial di Indonesia belum sebaik di negara maju. Akhirnya masyarakat yang belum dewasa menjadi asal muasal suporter. Masyarakat yang gemar tawuran, tentu akan menjadi suporter yang senang berantem pula.
Suporter di manapun punya tugas mendukung tim, bukan mengintimidasi lawan dengan tindakan berlebihan. Bukan dengan menyanyikan lagu-lagu yang bernada rasis atau penghinaan di titik nadir. Entah mengapa sulit sekali untuk tidak menghina. Entah mengapa tidak fokus pada tindakan untuk memberi semangat tim idola mereka saja. Soal itu, hanya mereka sendiri yang bisa menjawabnya.

7 Gangangster Indonesia di Brunei Terancam 30 Tahun Penjara (Kasus Grup USOP)

Orang Brunei paling takut sama genster dari Indonesia. Siapa dia? Mereka perampok bersenjata bernama Kelompok USOP. Aksi rampoknya bikin bregidik bulu roma. Soalnya mereka bertujuh bawa senjata pembunuh. Sasarannya komplek orang kaya. Berkali-kali aksi gangster Indonesia dari Lombok Timur ini berjalan sukses sejak 2010. Baru dapat dibekuk Polisi Brunei 22-Ap-2011 lalu. Kini 7 rampok diajukan ke Pengadilan Madya pada 25-Apr-2011. Mereka diancam hukuman 30 tahun maksimum ntuk kejahatan terorganisir bersenjata. Namun, baru dua minggu dibui ada satu rampok berhasil kabur dari penjara.  Sejauh ini belum ada keterangan dari Duta Besar RI untuk Brunei. Tidak juga keterangan apakah mereka didampingi pengacara.
Aksi Perampokan Terakhir Grup Usop

Borneo Bulletin mengabarkan. Tujuh tertangkap, mereka adalah: Malik Gerhana, Jalani, Sandi, Mazlan, Hidayat, Lalu Nikmanul Hakim, Amrullah. Aksi gang/grup USOP terjadi di Kampung Sungai Teraban yakni di distrik Belait pada 20-apr-2011. Polisi Brunei berhasil membekuk kurang dari 48 jam setelah kejadian. Polisi Malaysia turut membantu dalam upaya ini. Kemudian mereka diseret ke Pengadilan pada 25-Apr-2011. Dan akan dilanjutkan 2 pekan kemudian setelah penyidikan lebih lanjut.
Ketujuh rampok Indonesia itu ditangkap di sebuah wilayah menuju perbatasan Sarawak-Kalimantan. Mereka berusaha kabur  menuju Entikong in Kalimantan dengan menaiki kendaraan  Daihatsu Xenia van dengan nomor plat Indonesia “KB 1159HM”. Demikian keterangan Acting Director of CID, Snr Supt Pg Mohd Roslin bin Pg Hj Bakar kepada pers. Hadir pada saat itu adalah DSP Hj Khairur Rijal bin Hj Abu Salim dan Police Public Relations Head ASP Pg Hj Abdul Salam.
Korban terakhir adalah Kho Gee Chiong dan beberapa pemukim lainnya.
Gang USOP diyakini memasuki Kesultanan Brunei melalui jalan tikus yang berliku. Tiga di antaranya terlibat dalam 6 perampokan tahun lalu. ‘Group Usop‘ diduga berasal dari Lombok Timur. Di luar 7 orang yang tertangkap masih ada 3 lainnya yang lolos dari kejaran Polisi.
Dikabarkan bahwa uang tunai yang dirampok dari  Kampung Sungai Teraban  telah berhasil diamankan, bersamaan dengan 3 buah parang dan sarung tangan yang dipakai merampok.
Uang tunai yang diamankan terdiri atas bermacam mata uang, sbb: (1)B$4,900, (2) S$606, (3)Rp.3,042,000 Indonesian rupiah, (4)Canadian $29, (5) 6 pound sterling, (6) 260 uang Nepal, (7) 2 Saudi Riyal, (8)50 Thai Baht, (9)20 Philippine pesos, (10)RM146, (11) $100 uang Mexico.
Polisi Brunei berjanji bahwa mereka tidak akan bisa kabur setelah ditangkap. Ini janjinya, “The police warned perpetrators who commit crimes in the country would not be able to get away from the police. They can run but they can’t hide.
Modus perampokan, menurut polisi, dengan mengikat korban. Sedangkan tabung gas digunakan untuk mendobrak pintu masuk scara paksa. Tahun lalu mereka mencuri mobil untuk dibawa lari ke perbatasan Brunei-indonesia.
Sebelumnya tersangka bernama  Zulfakar, seorang warga Indonesia ditangkap pada  Februari 2011, dengan tuduhan sebagai pemandu jalan perampokan. Dia ditangkap mulanya atas pelanggran pemilikan amunisi.
Jaksa Penuntut Umum Joe Chan kepada pers mengatakan bahwa polisi membekuk rampok dalam tempo 24 jam setelah perampokan terakhir 20-apr-2011. Mereka akan dihukum pidana melanggar pasal 305 dan 398 dengan sangsi hukum 30 tahun penjara maksimum dan hukum cambuk 12 kali.
Janji Polisi Meleset, Satu Orang Kabur Dari Penjara
Sialnya baru satu kali sidang malah apes. Janji polisi meleset. Situs berita Asia One mengabarkan. Sidang kedua tanggal 9-mei-2011 tinggal 6 tersangka. Salah satu dedengkot rampok berhasil kabur dari penjara.  Adalah Deputi Jaksa Penuntut Umum Joe Chan mengatakan kepada Pengadilan  bahwa tersangka bernama  Malik Gerhana (32 tahun) melarikan diri. Tidak ada penjelasan kapan dan bagaimana Malik Gerhana bisa kabur.
Dengan penjagaan ketat tapi mudah jebol, satu pertanyaan mengemuka. Apakah Pengadilan Brunei akan mampu mengadili 7 rampok semua ataukah 7 rampok berhasil kabur semua dari penjara…? Menimbang belum lama ini teroris  Mas Selamat Kastari dari Indonesia juga sempat kabur dari penjara Singapore tahun 2008. Nampaknya, reputasi kriminal Indonesia sukses kabur dari penjara luar negeri makin meningkat.
Hebat penjahatnya ataukah ceroboh polisinya?

Rabu, 16 November 2011

Orang Tersisih


Menjadi orang yang tidak masuk hitungan atau terasing dari pergaulan (istilah katanya ‘anak bawang’) bisa sangat menyusahkan hati. ‘Mungkin ada yang salah dengan diriku’, ‘Mengapa tak seorang pun mau bersahabat denganku ‘, beginilah seringnya ‘anak bawang’ berkata pada diri sendiri.
Keinginan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok dan diterima oleh kelompok adalah normal. Manusia sebagai mahkluk sosial perlu berinteraksi dengan orang lain. Jelas kita butuh orang lain,itu kodrat manusia. Itulah mengapa menyakitkan sekali bila kita tersisih dalam pergaulan.
Sangatlah mengecewakan apabila kita berkali-kali tidak diikutsertakan dalam kegiatan sebuah kelompok atau juga apabila kita dibuat merasa tidak cukup layak untuk memenuhi standar orang-orang yang ingin kita jadikan teman.
Seringkali ‘anak bawang’ merasa terasing di tengah keramaian. ‘Anak bawang’ tidak merasa akrab dengan seorang pun walau ia dikelilingi banyak orang. Tapi bukan hanya ‘anak bawang’ saja yang merasa tersisih,bahkan seseorang yang tampaknya disukai dan bahagia banyak teman,terkadang merasakan perasaan kesepian ( contoh: kehidupan Michael Jackson).
Jika kamu merasa kesepian dan hatimu remuk karena merasa tersisih,cobalah langkah-langkah berikut:
  • Berfokuslah pada kelebihan yang kamu miliki. Tanyai diri sendiri,apa kelebihanmu. Sewaktu kamu merasa tersisih,ingat-ingat kelebihanmu. Jadikan ini sebagai motivasi bahwa sebenarnya orang lain merasa kagum dengan kelebihanmu.
  • Bukalah dirimu lebar-lebar,berinisiatiflah menemui orang-orang dalam suatu kelompok. Memang hal ini tak mudah. Kita bisa merasa ciut sewaktu melihat orang berkelompok,tetapi kalau kita mendatangi sesorang dari mereka dan bilang ‘hai’,tahu-tahu kita sudah menjadi bagian dari kelompok itu.
  • Kita hendaknya menaruh perhatian,bukan hanya dengan minat kepada persoalan pribadimu saja,tetapi juga menaruh minat kepada pribadi orang lain. Lakukanlah sesuatu bagi orang yang membutuhkan.Kamu mungkin dapat menjalin persahabatan dengan cara demikian. Apabila kamu memikirkan orang lain dan berbuat sesuatu bagi mereka,tidak ada akan ada celah untuk merasa kesepian.
  • Bersikaplah positif. Ketimbang berkutat pada hal-hak negatif,berjuanglah untuk memiliki pandangan hidup yang positif. Ingatlah,walaupun kamu mungkin tidak sanggup mengendalikan setiap aspek kehidupanmu,kamu bisa mengendalikan cara kamu bereaksi terhadap sesuatu. Apabila kamu merasa tersisih,ambillah langkah-langkah positif untul mengubah keadaannya.
Tapi ingat,tidak semua orang dapat dijadikan teman. Bersikaplah selektif. Lebih baik memiliki sedikit teman sejati yang memperhatikanmu,daripada punya banyak teman dalam pergaulan tapi menjerumuskanmu dalam berbagai masalah.